“Bang
Atar!”
“Hei,
Len! Kok di sini?”
“Li-pu-tan…
Apalagi?”
“Dedikasi?”
“Hahaaa…
Bang Atar kok di sini?”
“Ngawal!”
“Ngawal
apa?”
“Mengawal
panitia ospek dan yang di-ospek…”
“Harus
turun tangan juga untuk kegiatan ospek?”
“Agar
tidak sampai terjadi kontak fisik!”
“Kontak
fisik?”
“Ya…
Ditampar, dipukul, dihajar dan sejenisnya…”
“Kalau
sampai terjadi?”
“Yaaaa…
Akan dan harus berhadapan dengan saya sepertinya!”
“Hahaaa…”
“Karena
itu saya terus mengawal dan mengawasi…!!!”
“Dedikasi?”
Bang
Atar tertawa sambil melepas baretnya.
“Sekarang
lagi pada istirahat, ya?”
“Sekarang
jam… sebelas… Iya, istirahat sampai jam satu!”
“Lama
juga istirahatnya…?”
Bang
Atar hanya menganggukkan kepalanya lagi “Minum, Len!” lalu sebotol minuman teh
dingin beraroma melati Bang Atar sodorkan.
“Eh
iya, makasih!”
“Mau
mulai liputan dari mana?”
“Belum
tahu…”
Bang
atar tersenyum lalu mulai memakan soto pesanannya “Makan duluan
yahh, Len!”
“Iya-iya…
Monggo-monggo!”.
Tak
lama, lalu muncul sekelompok mahasiswa baru dengan atribut-atributnya. Tiga
orang perempuan dan empat orang laki-laki, semua terlihat kelelahan tapi
wajahnya memancarkan semangat yang seolah-olah ‘takkan pernah padam’.
“Ospeknya
gimana?” tanyaku mengawali.
Ketujuh
mahasiswa baru itu malah saling pandang lalu beralih menatapku bingung.
“Oh
iya… Saya Renata Ellen, dari Morning Compass!”
“Ohhh…”
seperti diperintah ketujuh-tujuhnya langsung meng-ohhh sambil
mengangguk-anggukkan kepala.
“Jadi
ospeknya?”
“Seru!”
“Seru
banget!”
“Iya,
seru!”
“Seru,
Kak!”
“Seru
deh pokoknya!”
“Sangat
seru!”
“Seru
sekallleee…!”.
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar