“Pokoknya
intinya, dari ospek kalian bisa belajar dan melihat banyak hal… Kayak karakter-karakter
orang, kepalsuan, ketulusan, pencitraan, persahabatan, pengkhianatan,
perpecahan… Yaaa jadi kayak semacam pijakan untuk ke tahapan hidup berikutnya…
Dan…”
“Iya ya, Kak?”
“Ya!”
“Terus?”
“Ya
intinya… Kekal itu tak pernah ada, tapi kalian akan belajar dan melihat sesuatu
yang hanya sementara dan abadi… Seperti perbedaan antara fakta dan opini,
konsistensi, kepribadian, mutualisme, kesetaraan, lingkup sosial, cara bertindak…”
“Terus-terus??”
“Banyak
lah… Dan pada saat di posisi itu kalian juga akan bisa melihat… Siapa aja yang
meng-kambing-hitam-kan kita, mana saja yang ikut memanfaatkan situasi, siapa
aja yang lempar batu sembunyi tangan, mana aja yang pura-pura, mana aja yang
bener-bener tulus, mana aja yang ikut ‘pesta’ atau bersorak melihatnya,
termasuk mana dan siapa aja yang melempar fitnah-fitnah ke kita…”
“???”
“Maksudnya,
Kak?”
“Nanti
juga kalian ngerti sendiri!” jelas Bang Atar sambil tersenyum.
“Jadi
inti ospek, Kak?”
“Enjoy
the process!!!”
“Enjoy
the process???”
“Iya…
Santai saja… Jalani… Karena semua sudah sesuai dengan porsi kita masing-masing…
Apa pun yang terjadi, tidak mungkin di luar kadar atau batas kemampuan kita…
Logikanya kan, kalau kalian masih berada di usia taman kanan-kanak, nggak
mungkin dong kalian dikasih porsi ospek universitas??”
“Iya
ya!”
“Iya
lah… Karena semuanya memang sudah merupakan ‘bagian dari kehidupan’ mahasiswa
baru… Jadi santai saja menjalaninya… Ospek itu untuk menguatkan kalian juga di
masa yang akan datang… Menguatkan mental kalian agar belajar menghadapi ‘realita’
dan masalah-masalah di masa depan nanti… Jadi ya santai saja, jalani…”
“Iya
ya…”
“Karena
suatu hari nanti, kalian akan mencapai titik dimana kalian justru berterima kasih
pada ospek…”
“Seperti
yang pernah Ellen alami…” sambung Bang Atar sambil kembali tersenyum.
“Karena
itu, selalu dan tetap lah melihat dan berada sudut pandang positif!”.
Manggut-manggut
ketujuh mahasiswa baru yang duduk di depan dan di sampingku, terlihat
benar-benar memahami ‘petuah’ singkat dari pengalamanku selama di’ospek’.
Semangat yang sempat terlihat pudar karena mulai kelelahan, tiba-tiba memancar
lagi.
Lelah
karena hari ini bukan hari pertama ospek, semangat karena selesai ospek
kehidupan baru akan dimulai. Kehidupan yang berbeda dari kehidupan semasa SMA,
jam belajar yang berbeda, lingkungan yang berbeda, metode belajar yang berbeda,
termasuk target yang berbeda.
Bukan
hanya teori, tapi aku mengalami seperti yang sekarang dialami mereka bertujuh. Tidak
banyak yang bisa aku ajarkan dan beritahukan, tapi berbagi pengalaman, bukan
merupakan teori yang bisa dilihat dimana pun.
Sementara
ketujuh mahasiswa baru di depanku menikmati makan siang, aku masih bingung
harus memulai liputan dari mana untuk ospek mereka. Inti tulisan aku sudah tahu
harus dimulai dengan apa, tapi hanya bermodalkan liputan setengah-setengah,
tulisanku tidak akan pernah selesai.
Ospek
masih berlangsung beberapa hari lagi, Bang Atar aku harap bisa membantu
memberiku tambahan bahan untuk melengkapi tulisan. Obrolan dengan ketujuh
mahasiswa ini, aku anggap saja sebagai wawancara singkat. Selanjutnya, panitia
ospek dan yang lainnya. Semoga tulisan selesai sebelum tenggat waktu yang
diharuskan!
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar