Selasa, 05 Mei 2015

“Ospek” Universitas Kota Tua ( 6 )




“Pokoknya intinya, dari ospek kalian bisa belajar dan melihat banyak hal… Kayak karakter-karakter orang, kepalsuan, ketulusan, pencitraan, persahabatan, pengkhianatan, perpecahan… Yaaa jadi kayak semacam pijakan untuk ke tahapan hidup berikutnya… Dan…”
“Iya ya, Kak?”                       
 “Ya!”
“Terus?”
“Ya intinya… Kekal itu tak pernah ada, tapi kalian akan belajar dan melihat sesuatu yang hanya sementara dan abadi… Seperti perbedaan antara fakta dan opini, konsistensi, kepribadian, mutualisme, kesetaraan,  lingkup sosial, cara bertindak…”
“Terus-terus??”
“Banyak lah… Dan pada saat di posisi itu kalian juga akan bisa melihat… Siapa aja yang meng-kambing-hitam-kan kita, mana saja yang ikut memanfaatkan situasi, siapa aja yang lempar batu sembunyi tangan, mana aja yang pura-pura, mana aja yang bener-bener tulus, mana aja yang ikut ‘pesta’ atau bersorak melihatnya, termasuk mana dan siapa aja yang melempar fitnah-fitnah ke kita…”
 “???”
“Maksudnya, Kak?”
“Nanti juga kalian ngerti sendiri!” jelas Bang Atar sambil tersenyum.
“Jadi inti ospek, Kak?”
“Enjoy the process!!!”
“Enjoy the process???”
“Iya… Santai saja… Jalani… Karena semua sudah sesuai dengan porsi kita masing-masing… Apa pun yang terjadi, tidak mungkin di luar kadar atau batas kemampuan kita… Logikanya kan, kalau kalian masih berada di usia taman kanan-kanak, nggak mungkin dong kalian dikasih porsi ospek universitas??”
“Iya ya!”
“Iya lah… Karena semuanya memang sudah merupakan ‘bagian dari kehidupan’ mahasiswa baru… Jadi santai saja menjalaninya… Ospek itu untuk menguatkan kalian juga di masa yang akan datang… Menguatkan mental kalian agar belajar menghadapi ‘realita’ dan masalah-masalah di masa depan nanti… Jadi ya santai saja, jalani…”
“Iya ya…”
“Karena suatu hari nanti, kalian akan mencapai titik dimana kalian justru berterima kasih pada ospek…”
“Seperti yang pernah Ellen alami…” sambung Bang Atar sambil kembali tersenyum.
“Karena itu, selalu dan tetap lah melihat dan berada sudut pandang positif!”.
Manggut-manggut ketujuh mahasiswa baru yang duduk di depan dan di sampingku, terlihat benar-benar memahami ‘petuah’ singkat dari pengalamanku selama di’ospek’. Semangat yang sempat terlihat pudar karena mulai kelelahan, tiba-tiba memancar lagi.
Lelah karena hari ini bukan hari pertama ospek, semangat karena selesai ospek kehidupan baru akan dimulai. Kehidupan yang berbeda dari kehidupan semasa SMA, jam belajar yang berbeda, lingkungan yang berbeda, metode belajar yang berbeda, termasuk target yang berbeda.
Bukan hanya teori, tapi aku mengalami seperti yang sekarang dialami mereka bertujuh. Tidak banyak yang bisa aku ajarkan dan beritahukan, tapi berbagi pengalaman, bukan merupakan teori yang bisa dilihat dimana pun.
Sementara ketujuh mahasiswa baru di depanku menikmati makan siang, aku masih bingung harus memulai liputan dari mana untuk ospek mereka. Inti tulisan aku sudah tahu harus dimulai dengan apa, tapi hanya bermodalkan liputan setengah-setengah, tulisanku tidak akan pernah selesai.
Ospek masih berlangsung beberapa hari lagi, Bang Atar aku harap bisa membantu memberiku tambahan bahan untuk melengkapi tulisan. Obrolan dengan ketujuh mahasiswa ini, aku anggap saja sebagai wawancara singkat. Selanjutnya, panitia ospek dan yang lainnya. Semoga tulisan selesai sebelum tenggat waktu yang diharuskan!


***

-    dee jp - 



Tidak ada komentar: