Minggu, 03 Mei 2015

“Ospek” Universitas Kota Tua ( 4 )




Sekarang satu per satu mulai saling berrebut cerita. Menceritakan bagaimana susahnya mencari perlengkapan ospek, termasuk susahnya mencerna kata-kata yang digunakan para senior dalam list barang-barang ospek. Meminjam istilah-istilah yang lazim dan tidak lazim digunakan,  sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing.
Barang persyaratan kelompok dan barang persyaratan pribadi harus benar-benar dipisahkan, karena bisa menjadi celah panitia ospek untuk memberi hukuman kalau sampai salah mencerna. Aneh, memang sebuah keharusan dalam memberikan persyaratan ospek. Menyebalkan saat dijalani, tapi menggelikan setelah semuanya berlalu.
“Tapi dari fase ospek ini, kalian akan bisa belajar banyak hal!”
“Belajar??”                                                         
“Ya…”
“Belajar apa?”
“Waktu Kak Ellen diospek kayak gimana emang?”
“Ospek kalian hari ini sih nggak ada apa-apanya dibanding waktu saya diospek!”
“Wah?”
“Serius?”
“Iya!”
“Beneran, Kak?”
“Dengerin senior kalian cerita tenang masa-masa ospeknya!” sambung Bang Atar sambil cecengiran.
“Hehe…”
“Uji nyali ya, Len?”
“Sport jantung!!!”
“Haha…. Makanya sekarang agak ‘bebal’…”
“Hah?!!!”
“Harus melalui ospek dulu makanya ya, Len?”
“Enjoy the process!!!”
Bang Atar langsung tertawa.
Ketujuh mahasiswa baru yang mulai menikmati pesanan makan siangnya, tetap tidak dapat menutupi ekspresi rasa penasaran terhadap cerita ospekku. Bang Atar hanya tersenyum, aku, tidak bisa tidak untuk segera mulai bercerita.


***

-    dee jp - 




Tidak ada komentar: