Selasa, 12 Mei 2015

Nyalak ( 5 )


Malam itu Silly bilang sakit perut, Silly meminta Gege mengantarnya ke guru untuk meminta obat. Maka selang beberapa waktu, hanya tinggal aku dan Sienna di kamar. 
Aku mengunci pintu kamar setelah mengirim pesan singkat kalau kamar aku  kunci. Jadi sekembalinya Silly dan Gege kalau mengetuk pintu masih belum berhasil membangunkan aku dan Sienna, tinggal telfon saja karena volume ringtone ponsel sudah aku buat maksimal. Gege membalas pesan singkat yang kukirim hanya dengan menjawab ‘Ya!’. Aku dan Sienna pun segera tidur.
Entah pukul berapa setelah berhasil terlelap, aku terbangun. Pintu kamar terbuka, muncul Silly dari balik pintu. Setengah sadar aku menyapanya.
“Gimana sakit perutnya, Sil?” tanyaku sambil menguap.
“Lumayan, Al!” jawab Silly singkat.
“Tapi masih?” tanyaku lagi.          
Silly menggelengkan kepalanya lalu tersenyum ke arahku, tanpa bicara lalu dia duduk di ujung tempat tidurku.
“Belum ngantuk, Sil?” tanyaku singkat sambil kembali menguap.
Silly hanya menggelengkan kepalanya.
Aku masih setengah sadar. Sesekali terpejam, sesekali tak sadar dalam pelukan guling dan sesekali berusaha membuka mata menemani Silly.
“Tidur aja, Al!” ucap Silly lalu memandangku tersenyum.
Aku menguap untuk kesekian kalinya, mataku sudah tak kuat untuk basa-basi lagi “Iya, aku tidur duluan yah!”
Silly mengangguk dan tersenyum.
Setelah aku merebahkan kembali badanku, aku melihat Silly berdiri dari ujung tempat tidurku dan masuk kamar mandi.
Lelah dan kantuk yang tak tertahankan membuatku berhasil kembali masuk ke alam mimpi dalam sekejap. Hingga tak berapa lama, ponselku berdering dan sinarnya menyilaukan mata. Tertera nama Gege di layar ponselku.
“Apa, Ge?” jawabku dengan suara parau.
“Buka pintu, Al!” lalu Gege menutup telfon.
Aku hanya tahu kalau aku harus membukakan pintu untuk Gege yang tadi keluar mengantar Silly untuk mengobati sakit perutnya. Mataku masih sulit untuk dibuka sepenuhnya, sambil memeluk guling aku menuju pintu dan membuka kunci.
“Sienna udah tidur?” tanya Silly.
“Hmh!” jawabku singkat.
Setengah sadar, sebelum kembali masuk ke alam mimpi, aku hanya melihat Gege dan Silly masuk kamar kemudian menutup pintu kamar dan kembali menguncinya. Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi karena kepala mulai terasa berat, hingga esok paginya kami sarapan di restoran hotel.


***

-    dee jp - 




Tidak ada komentar: