Kamis, 07 Mei 2015

“Ospek” Universitas Kota Tua ( 8 )




Bang Atar sudah kembali mengawal berjalannya ospek dan peserta ospek sudah kembali ke tempat semula. Aku masih juga belum tahu bagian mana yang akan dijadikan sebagai permulaan untuk ospek kali ini, aku hanya tahu seluruh penjuru tempat berlangsungnya ospek harus aku pelajari.
Gerbang tempat awal pemeriksaan semua perlengkapan peserta. Kemudian lapangan, aula, tangga, portal, masing-masing gedung. Semua merupakan bahan untuk melengkapi naskah liputan.
Teriakan dan bentak-bentak sudah dimulai sejak gerbang, tempat senior menggojlok bisa di aula dan bisa juga di lapangan. Sebagian ada tempat yang digunakan senior untuk melatih fisik dengan push-up atau lari di tempat. Hingga tempat peserta dipecah dari kelompok masing-masing, tempat masing-masing peserta diuji nyali satu per satu.
Termasuk panitia ospek, aku telusuri. Jumlah panitia ospek yang ternyata jauh lebih sedikit dibanding peserta ospek, suasana dan pengawas ospek. Pembimbing dari berbagai bidang keilmuan ikut juga mengawal berlangsungnya ospek, sebagian mengarahkan, sebagian hanya memantau.
Beda tempat, beda panitia, beda tugas. Bagian medis, bagian peralatan, bagian konsumsi, bagian membentak, bagian menguji dengan tulisan, bagian mengompori, bagian mengayomi, bagian melatih fisik. Semua bagian ada di tempat ospek ini, seperti layaknya miniatur kehidupan.
Baru aku akan mengabadikan beberapa mahasiswa baru yang terkena hukuman karena terlambat berkumpul, tiba-tiba seorang laki-laki yang mengenakan jas almamater dan menutupi sebagian wajahnya dengan masker menyenggolku.
“Maaf, Kak!”
“Iya nggak apa-apa!”
“Ngeliput ospek ya, Kak?”
“Iya… Kamu panitia?”
Dia menganggukkan kepalanya lalu membuka maskernya “Saya Adrian, ketua panitia!”
“Ketua panitia?”
“Iya… Saya mau keliling universitas, mastiin nggak ada yang ‘diluar rencana’!”
“Diluar rencana?”                                                       
Dia tersenyum.
“Ahhhh yaa…!”
“Kalo gitu saya permisi…”
“Eh bentar… Selesai jam berapa?”
“Setelah jam enam sore paling, Kak!”
“Saya Renata Ellen dari Morning Compass, ini kartu nama saya! Bisa bantu saya untuk melengkapi liputan ospek anak-anak baru ini?”
“Ohhh… Iya-iya boleh, Kak!”
“Jangan dijadikan ajang balas dendam ya ngospeknya!”
“Hahaaa… Nggak kok, Kak!”
“Sebagai salah satu senior, kamu juga tahu sendiri kan diospek itu rasanya kayak gimana?”
“Siap, Kak… Tahu banget lah rasanya diospek kayak gimana!!!”
“Siiip!”.


***

-    dee jp - 



Tidak ada komentar: