Salah
satu tahapan yang digunakan untuk melatih mental, proses untuk membentuk mental
yang teruji. Proses yang dilakukan tim atau sekelompok orang yang lebih “senior”
kepada mereka yang lebih “junior”. Mengutip kalimat istimewa dari seorang
penulis ternama mengenai tahapan ini dengan mengatakan “Kuatkan dirimu… Sekuat
kehidupan dan pemahaman!”.
Relevansi
pernyataan tersebut dengan sebuah proses “kehidupan mahasiswa baru” yang
disebut “ospek” ini, setahuku tidak diragukan lagi kebenarannya. Keduanya memang
memiliki keterkaitan erat. Melatih, menguji, membentuk mental dengan tahapan atau
proses yang disebut ”ospek”, tahapan yang akan dirasakan “mahasiswa baru”.
Aku
menggunakan kutipan itu untuk bahan liputan kali ini. Mengurainya dari sebuah kutipan,
memiliki dasar yang kuat agar bisa memahami keseluruhan rangkaian secara utuh. Karena
bagiku sulit mencari hal yang bisa dijadikan patokan, ketika semuanya hanya
kembali pada individu masing-masing.
Mengutip
pula pernyataan John F. Kennedy yang mengatakan “Maafkanlah musuh-musuh anda,
tapi jangan pernah melupakan nama-namanya!”. Meski Bung Karno juga pernah
mengatakan dengan lantang mengenai “Jas Merah… Jangan Sekali-kali Melupakan
Sejarah!”.
Karena
“Ospek” bukan untuk dijadikan ajang “balas dendam”, tapi “ospek” diadakan untuk
membina, melatih dan menguji mental. Mengakrabkan “junior” dan “senior”,
termasuk mencari bibit unggul kandidat-kandidat yang akan mewarisi tampuk
kepemimpinan “sebuah himpunan”.
Tapi
tiba-tiba aku teringat pula kalimat Sujiwo Tedjo, bahwa “Semua itu akan ‘heuheu’
pada saatnya…”. Entah, aku salah tafsir atau tidak dengan pernyataan tersebut.
Tapi aku menafsirkannya, semua akan lucu pada saatnya. Dan kita akan tertawa
bersama mengingatnya, bukan lagi tentang siapa yang tertawa paling akhir.
Bukan
pula persoalan menang atau kalah, bahkan bukan juga seri. Mengingat teori
filsafat yang pernah aku pelajari, bahwa “Hidup itu bukanlah perlombaan!”.
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar