“Morning
Compass ada fiksi-nya nih sekarang!”
“Asik!”
“Mau
makan siang dimana, Xel?”
“Bebas
lah, terserah yang mau kasih traktir!”
Bram
dan Axel langsung tertawa.
“Eits!
Kayaknya denger kata ‘traktir’ nih saya ama Cahyo!”
“Traktir-traktir
aja!!!”
“Beda
kali honor-nya…”
“Emang
siapa yang dapet honor???”
“Lah??”
“Emang????”
“Udah
pada baca belum?”
Keempat
rekan kerja yang ada di depanku serempak langsung menggelengkan kepala.
“Ah
payah!!!”
“Iyaaaa…
Nih kita berempat baca nih!” Bram langsung membuka Morning Compass edisi hari
ini.
“Ih
apaan tuh, satu Koran buat berempat?”
Axel,
Cahyo dan Asty langsung nyengir.
“Iya
deehhh iya, nih kita ambil jatah Koran dari kolong meja bundarrrr…”
“Gitu
dong!!!”
“Emang
dapet honor berapa sih?”
“Nggak
ada honor!”
“Serius??”
“Tanya
PimRed kalo nggak percaya!!!”
“Beneran???”
“Bener!”
“Kok?”
“Ekspresimu aneh soalnya!” selidik Bram.
“Aneh
gimana?”
“Yaaa…
Kayak semacam… Apa ya, Sty?”
Asty
mengangguk lalu memandangku penuh curiga.
“Iya
juga sih!” sambung Cahyo.
“Udaahhh
baca aja udaahhh bacaaa… ”
“Tapi
saya juga curiga ya?” sorot mata Axel mulai menyerupai sorot mata Asty.
“Len!!!”
“Apa?”
“Apa
sih?”
“Nggak
ada apa-apa!”
“Beneran?”
“Bener!”
“Serius
nih?”
“Serius
lahhh… Udah baca aja baca… Nggak ada honor pokoknya… ”
“Baiklahhh…
Ada honor, nggak ada honor… Kalian pada tahu, betapa cintanya makhluk bernama
Ellen ini dengan ‘dunia’-nya itu…”
“Terutama
semenjak lepas masa ‘ospek’… Hahaaa… Kalian juga pada tahu, kaaannn???”
“I
just can’t stop writing…”
“And
you don’t know why?”
“I
read, i watch movie but can’t stop writing… And i don’t know why…”
“But
you love it, right???”
“I
love it, but words can’t stop…”
“Run
and run, running in your head…”
“Udahhh
baca aja udahhh…”
Keempat-empatnya
langsung menjawab dengan ekspresi ‘Oke, kami tidak akan lagi membantah!’.
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar