Selasa, 26 Mei 2015

Pasta Terakhir ( 4 )




Pasta terakhir


Akhirnya cinta pun datang karena terbiasa, pepatah itu berlaku untuk Kakak dan Bang Icha. Karena kerapnya intensitas pertemuan seiring diskusi tentang dunia kuliner, membuat Bang Icha mulai melakukan kunjungan ke rumah kami. Bertemu papa, mama, keluarga besar hingga  hubungan keduanya pun berlanjut ke tahap yang lebih serius.
Aku tahu seperti apa kakakku, dia tidak mencari yang sempurna tapi dia mencari seseorang yang benar-benar bisa membuatnya jatuh cinta.
Bang Icha berhasil membuatnya demikian, bukan melalui kata-kata tapi Bang Icha membuat kakak jatuh cinta melalui masakan yang dibuatnya. Bukan dari mata turun ke hati yang pernah Bang Icha lakukan pada kakak, tapi dari perut naik ke hati. Karena ketika dicandai kakak jatuh cinta karena kegantengan Bang Icha, jawaban kakak selalu
                                                                  
“Pria ganteng itu banyak, tapi yang bisa membuat jatuh cinta karena masakan buatannya… itu yang tidak banyak… Tak perlu merayu, tak perlu berkata-kata!”
“Kalo yang ala-ala ‘Guo Pin Chou atau Dylan Guo’, Kak?”
Tapi Kakak selalu  menjawab pertanyaan itu hanya dengan tawa.
                                                                                     
Kehadiran Bang Icha dalam hidup kakak, memang telah benar-benar berhasil membuat kakak jatuh cinta lagi, bukan lagi dalam bentuk kata tapi nyata.  Dapur dan naskah, menjadi dunia yang harus kakak bagi dua dengan adil. Tak bisa tidak, kakak yang sudah jatuh cinta dengan dunia memasak, lebih-lebih lagi dibuat semakin tergila-gila dengan dunia tersebut setelah kehadiran Bang Icha di hidupnya.
Tapi sayangnya, dunia memasak yang sedang sangat digila-gilainya itu sirna seketika semenjak kepergian Bang Icha. Kakak tak pernah lagi menyentuh dapur, menyentuh dunia memasak yang membuatnya ‘mendua’ dari dunia kata. Kakak hanya terus berkutat dengan dunia menulisnya, menjadi sosok dingin layaknya tumpukan buku yang memenuhi kamarnya.
                                                                                                    

***

-    dee jp -
                                                                  

Tidak ada komentar: