Sabtu, 11 April 2015

Tirta Sumijoyo ( 1 )



“Nek Sumi ada?”
“My mom?”
“Your mom?”
“Ya, that’s…”        
 “Ah yaaa… Kita pernah bertemu sebelumnya. Remember?”
“Emmm… Sor-ry, i…”
“Penghuni lantai dua…!”
“Lantai dua…? ”
“I’m Ellen!”
”Oh iyaa… Hari itu ya…” jawabnya sambil tersenyum.
Aku menganggukkan kepala sambil menyodorkan tangan.
“I’m Tirta!” jawabnya sambil balas menyodorkan tangan.
“Nek Sumi ada?”
“Ada-ada…  Sepertinya sedang menunggu seseorang…”
“Semoga aku yang ditunggunya?”
“Aku rasa memang begitu… Come in!”.
Satu lagi personil Sumijoyo hadir di flat 345, setelah kemunculan Kakek Arthur dengan cerita masa mudanya.
Bukan kali pertama aku bertemu dengan Sumijoyo yang satu ini, tapi untuk istilah berkenalan secara resmi, anggap saja ini memang pertemuan pertama. Hari itu aku dan Tirta hanya berpapasan saja, tidak bertemu dan berkenalan.
Hanya perlu sedikit basa-basi juga dengan Sumijoyo yang satu ini, jadi aku tidak perlu banyak mengeluarkan energy. Karena energy yang telah terkumpul, sengaja aku persiapkan untuk janji memasak dengan Nek Sumi siang ini.
Setelah sarapan pagi bersama hari itu, Nek Sumi ingin menunjukkan demo memasak yang lainnya, masakan-masakan ala Martha Sumijoyo. Sayangnya Kak Meta tidak bisa ikut siang ini, pekerjaan tidak bisa ditinggal begitu saja. Tapi ya sudahlah, mungkin makanan bisa diantar ke lantai empat agar bisa Kak Meta cicipi untuk menu makan malamnya.


***

-    dee jp - 



Tidak ada komentar: