“Tambah
lagi jeruknya, Nek?” tanyaku setelah mengisi ulang air jeruk ke dalam gelasku
dan gelas Kak Meta.
Nek
Sumi menggeleng.
“Nenek
hanya minum satu gelas air jeruk saja!”
“Oiya?
Kenapa?”
“Sisanya
air putih!”
“Susu???”
candaku lalu mengigit potongan sosis yang telah kupotong.
“Kamu
ini….” Kak Meta memelototiku.
Nek
Sumi tersenyum sambil menggeleng.
Sosis
bakar ini rasanya berbanding lurus dengan rasa kentang goreng, resep saus macam
apa yang Nek Sumi gunakan sebetulnya? Tangannya sungguh pandai, benar-benar
pandai dan sangat pandai. Membuat candu, nagih, tidak ingin kehilangan rasa
ini. Aku benar-benar menyukainya, sampai-sampai aku tidak ingin cepat-cepat
menelan makanan yang dikunyah.
Salad
buah dan air jeruknya aku juga suka, tapi rasanya sama seperti salah buah dan
air jeruk yang pernah kumakan. Jadi kesimpulannya, rasa saus yang ada pada
sosis bakar dan bumbu yang memberi rasa berbeda pada kentang goreng, tetap
tidak terkalahkan.
“Emmm…”
“Jangan
tanyakan resep!”
“Hah???”
Kak
Meta tertawa.
Nek
Sumi tersenyum.
“Puluhan
kali aku menanyakannya, tak satu kali pun pernah Nenek jawab!” jelas Kak Meta
dengan sorot mata yang dibuat sesinis mungkin.
Aku
memandang bingung.
“Resep
rahasia!!!” jawab Nek Sumi dengan intonasi tinggi.
“Rahasia!”
tambah Kak Meta.
Keduanya
lalu mengangkat gelasnya masing-masing dengan senyum penuh kemenangan.
“Ba-ik-Laaaahhhh!”
sahutku dengan intonasi bahwa aku tak ingin lagi membahas soal resep yang Nek
Sumi gunakan.
Nek
Sumi dan Kak Meta hanya tertawa lalu kembali fokus menghabiskan sisa makanan yang… yang terlalu
sayang kalau sampai tidak dihabiskan.
Aku
benar-benar tidak bisa kalau harus melihat makanan-makanan ini tersisa, rasa
ini, rasa pada sosis bakar dan kentang gorengnya. Tidak mungkin kalau aku harus
menyebut ini adalah menu Brunch terlezat yang pernah ada, tapi kenyataannya
memang begitu.
“Kamu
senang memasak, Len?”
“Dalam
situasi terdesak?”
Nek
Sumi tertawa.
“Seperti
membuat roti selai kacang di pagi hari?”
“Hahaaa…
Itu namanya menemui sahabat…”
Kak
Meta tertawa.
“Mulailah
memasak dari makanan yang kau sukai, Len!” Nek Sumi tersenyum penuh makna.
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar