Sabtu, 24 Januari 2015

Girls Top Secret ( 2 )



“Tambah lagi jeruknya, Nek?” tanyaku setelah mengisi ulang air jeruk ke dalam gelasku dan gelas Kak Meta.
Nek Sumi menggeleng.
“Nenek hanya minum satu gelas air jeruk saja!”
“Oiya? Kenapa?”
“Sisanya air putih!”
“Susu???” candaku lalu mengigit potongan sosis yang telah kupotong.
“Kamu ini….” Kak Meta memelototiku.
Nek Sumi tersenyum sambil menggeleng.
Sosis bakar ini rasanya berbanding lurus dengan rasa kentang goreng, resep saus macam apa yang Nek Sumi gunakan sebetulnya? Tangannya sungguh pandai, benar-benar pandai dan sangat pandai. Membuat candu, nagih, tidak ingin kehilangan rasa ini. Aku benar-benar menyukainya, sampai-sampai aku tidak ingin cepat-cepat menelan makanan yang dikunyah.
Salad buah dan air jeruknya aku juga suka, tapi rasanya sama seperti salah buah dan air jeruk yang pernah kumakan. Jadi kesimpulannya, rasa saus yang ada pada sosis bakar dan bumbu yang memberi rasa berbeda pada kentang goreng, tetap tidak terkalahkan.
“Emmm…”
“Jangan tanyakan resep!”
“Hah???”
Kak Meta tertawa.
Nek Sumi tersenyum.
“Puluhan kali aku menanyakannya, tak satu kali pun pernah Nenek jawab!” jelas Kak Meta dengan sorot mata yang dibuat sesinis mungkin.
Aku memandang bingung.
“Resep rahasia!!!” jawab Nek Sumi dengan intonasi tinggi.
“Rahasia!” tambah Kak Meta.
Keduanya lalu mengangkat gelasnya masing-masing dengan senyum penuh kemenangan.
“Ba-ik-Laaaahhhh!” sahutku dengan intonasi bahwa aku tak ingin lagi membahas soal resep yang Nek Sumi gunakan.
Nek Sumi dan Kak Meta hanya tertawa lalu kembali fokus  menghabiskan sisa makanan yang… yang terlalu sayang kalau sampai tidak dihabiskan.
Aku benar-benar tidak bisa kalau harus melihat makanan-makanan ini tersisa, rasa ini, rasa pada sosis bakar dan kentang gorengnya. Tidak mungkin kalau aku harus menyebut ini adalah menu Brunch terlezat yang pernah ada, tapi kenyataannya memang begitu.
“Kamu senang memasak, Len?”
“Dalam situasi terdesak?”
Nek Sumi tertawa.
“Seperti membuat roti selai kacang di pagi hari?”
“Hahaaa…  Itu namanya menemui sahabat…”
Kak Meta tertawa.
“Mulailah memasak dari makanan yang kau sukai, Len!” Nek Sumi tersenyum penuh makna.

***

-    dee jp -

Tidak ada komentar: