Jumat, 02 Januari 2015

Egao



Mungkin ini hari terakhirku menginjakkan kaki di rumah yang telah memberiku banyak kenangan dengan kedua orang tuaku. Mungkin juga ini hanya sementara, kelak aku mungkin akan kembali berada bersama semua kenangan itu, kembali beriringan. Meski aku tidak tahu kapan kelak itu akan datang, kelak yang akan membuatku kembali berada di tempat ini bersama kenangan masa kecilku, masa remajaku, masa sulit dan masa senang dengan ayah dan ibu.
“Aku harus segera berkemas!”
“Berkemas?”
“Yap!” jawabku diiringi anggukan.
“Yakin tidak akan kembali?”
Kugelengkan kepala.
“Kenapa?”
“Entahlah, aku hanya merasa tidak yakin akan bertahan dalam situasi seperti saat ini!”
“Maksudmu?”
“Aku harus melanjutkan pendidikanku, aku harus melanjutkan kehidupanku. Terlalu banyak yang harus aku korbankan jika aku tetap memaksakan diri untuk bertahan seorang diri!”
“Meski kamu harus mengorbankan diri kamu?”
Aku tersenyum mendengar pernyataan polosnya.
“Kau korbankan dirimu?”
“Hanya ego untuk tetap tinggal di rumah ini yang aku korbankan, tidak lebih.”
“Benarkah?”
Kuanggukan kepalaku sambil tersenyum geli.
“Lalu?”
“Lalu apa? Tidak ada hal lain lagi yang kukorbankan, bukan?”
“Kau sengaja meninggalkanku?”
Kurekahkan senyum “Karena kau akan selalu ikut bersamaku kemana pun aku pergi!”
“Benarkah?”
“Sepanjang hidupku!”

***

Tidak ada komentar: