“Tidak
ada roti selai kacang pagi ini, Len!”
“Sosis
bakar pun jadi, Nek!”
Nek
Sumi tersenyum.
Pagi
ini ada sarapan bersama, tapi melihat jam, Brunch lebih tepat sepertinya.
Dalam
jangka waktu yang tidak tentu, Nek Sumi selalu mengadakan sarapan pagi bersama,
jelas Kak Meta beberapa hari yang lalu saat memberitahukan undangan Nek Sumi.
Meski tidak seluruh penghuni flat selalu bisa hadir, tapi setidaknya kali ini
aku dan Kak Meta dengan senang hati menghadiri undangan Nek Sumi di halaman
depan.
Nek
Sumi sudah terlihat sibuk mengipasi bara, sosis berukuran jumbo mulai berwarna
kecoklatan dan menyebarkan wangi yang membuat cacing-cacing di perut meronta
kelaparan. Sedangkan Kak Meta sedang sibuk membantu menyiapkan peralatan makan dan
menatanya di atas meja.
“Tolong
siapkan kentangnya, Len!”
“Ini?”
“Yes!”
Kak Meta lalu menuangkan air jeruk ke dalam gelas.
Kini
tidak ada yang tidak sibuk, termasuk aku yang sejak tadi hanya sibuk
memperhatikan kesibukan. Sesekali sambil memilah kentang goreng yang telah Nek
Sumi persiapkan, sesekali itu pula aku memasukannya ke mulut. Enak bukan
kepalang, Nek Sumi pandai. Jauh lebih enak dibanding semua kentang goreng yang
pernah kumakan.
Kentang
Dieng berukuran besar, aku tahu bahan utama yang Nek Sumi pakai untuk membuat
kentang goreng ini. Tapi permasalahannya bukan pada Si Kentang Dieng,
permasalahannya ada pada cara Nek Sumi mengolahnya. Entah bumbu apa yang Nek
Sumi gunakan, lidahku belum pernah mengecap rasa bumbu kentang seperti ini.
“Ellen!”
“Ya?”
sahutku sambil segera menelan semua kentang.
Nek
Sumi tersenyum “Meta, ada yang mencuri kentang kita rupanya!”
“Heheee…”
Kak
Meta tersenyum “Salad buah mau, Len?”
Aku
mengangguk.
Kak
Meta pun menaruh semua jenis buah di mangkukku setelah mangkuknya dan mangkuk
Nek Sumi terisi.
“Tolong
piring untuk sosisnya, Len!”
“Okkeeeee,
Nek!!!”.
Aku
kembali mencomot kentang goreng sebelum menyodorkan piring kosong untuk sosis
bakar.
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar