Wajah
Kak Meta masih terlihat shock gara-gara istilah ‘sahabat imajinasi’, aku tahu
itu. Tadi mendengar istilah bekerja di dunia ‘nyata’ saja, Kak Meta menjawabnya dengan ‘masuk akal’.
Baiklah, aku harus mulai memilih kata yang tepat untuk memberikan penjelasan
pada Kak Meta.
“Ini
Rei, Kak!”
“Reina!”
Rei lalu mengulurkan tangannya sambil cengar-cengir.
“Hah?”
“Reiiii!!!!”
“Heheee… Saya Reiyan!”
Kak
Meta berusaha tersenyum tapi masih terlihat bingung.
“Jangan
terlalu dipikirin deh, Kak! Anggap aja dia ilusi!”
“Enak
aja!” cibir Rei.
“Dia
aneh!”
“Situ???”
“Hahaaa…”.
Aku
mulai meminta penjelasan lengkap tentang kemunculan Rei tepat di depan Flat. Dapat alamatku dari mana,
dari siapa dan mau apa datang mencariku. Beberapa bulan sempat menghilang, kini
dia muncul lagi tiba-tiba.
“Aku
kehilangan sahabat ‘imajinasi’-ku!!!”
“Hahaaa…”
“Ada
yang bisa menjelaskan???” potong Kak Meta.
“Sekali
mulai menulis, imajinasi akan semakin tak terbendung!!!” ucapku dan Rei
bersamaan.
“Okkeee…
Lalu???”
“Rei ini ghost writer!!!”
“Sudah
tidak lagi sejak novel pertamaku terbit!”
“Lalu?”
tambah Kak Meta.
“Dan
Ellena adalah penulis dengan berbagai nama samaran!”
“Nama
pena!”
“Samaran!!!”
“Agar
tulisanku dibaca secara lebih objektif, Rei!”
“Tapi
beberapa redaktur sering iseng kan dengan memajang fotomu?”
“Iya
sih… Haha…”
“Dasar,
orang aneh!!!”
“Yeee…
Masalah, Rei?”
“Nggak
sih…”.
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar