Novel
dan hari menjelang senja, bak belahan jiwa yang dipertemukan. Bagian dari “Me
time”, salah satu scene kehidupan yang harus dinikmati tanpa banyak berpikir.
Salah satu scene kehidupan yang cara menikmatinya seperti saat meminum teh
panas beraroma melati di sore hari. Dihirup, diseruput, dinikmati
perlahan-lahan.
“Ellen!”
“Heyy!”
“Menikmati
sore?”
“Untuk
pertama kalinya…”
“Di
flat 345!”
Aku
dan Kak Meta tertawa bersamaan.
Kak
Meta datang dengan banyak bawaan, terlihat ringkuh sekali. Kantung kertas
berwarna-warni berisi tongkat bintang, helm belalang tempur, burung kertas.
Entah apalagi sisanya, perlengkapan anak-anak usia dini.
Sementara
Kak Meta sibuk memilah-milah barang bawaannya, aku kembali lanjut membaca novel
yang baru kubeli beberapa hari yang lalu. Baru selesai 3 novel seharian ini,
menyebalkan, aku tidak bisa memecahkan rekorku sebelumnya. Sudah menjelang
sore, tapi baru novel ke-empat.
“Libur?”
“Dapat
cuti 2 hari…”
“Waw…
Senang sekali, Len!”
“Lebih
dari itu…”
“???”
“Aku
bisa bersentuhan dengan ‘duniaku’!” ucapku sambil mengangkat novel yang
kupegang.
“O-ow!”
Aku
hanya tersenyum.
“Bagaimana
Kota Tua?”
“Sejauh
ini ‘menyenangkan’!”
Kak
Meta tersenyum menggodaku sambil mengedip-ngedipkan mata.
“Hahaaa…!!!”.
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar