Minggu, 18 Januari 2015

Flat 345 ( Bag. 2 )

Aku mulai bercerita tentang pertemuanku dengan Abi beberapa minggu yang lalu. Pertemuan yang tak diduga dan menyenangkan. Nostal-‘gila’ masa kuliah, lalu tertawa mengingat kekonyolan yang pernah dilakukan dulu.
“Lalu?”
Aku mengernyit.
Kak Meta tersenyum.
“Ayolah Kak… Jangan mikir terlalu jauh!”
 “Seandainya sudah sama-sama punya tempat yang ‘rapih’, Len?”
“…???”
Kak Meta tersenyum kembali “Dia pria yang lebih memilih untuk  mempertahankan etika…”
“Maksud Kak Meta?”
“Dia tahu ada yang harus dijaga… Meski dari ceritamu aja udah bisa ditebak, Len!!!”
Aku menggeleng.
“Kamu, hati dan persahabatan…”
“Aku???”
Kak Meta memandangku “Waktu akan menjawabnya, Len!”
Aku hanya menatap Kak Meta penuh harap akan ada penjelasan selanjutnya.
“Masih akan ada ‘konsultasi’ selanjutnya, Len?”
“Yaaaa… Kita lihat aja nanti…”
Kak Meta sedikit tertawa kecil.
“Udah ah kita bahas yang lain!”
“Tuh kaannn!!!”.
Pembicaraan pun mulai beralih ke novel-novel yang telah kubaca. Novel-novel yang sempat berjarak denganku, padahal sejak dulu aku tak pernah bisa hidup tanpa mereka, baik membeli novel baru atau sewa novel lama. Tapi semenjak aku bekerja di dunia ‘nyata’, aku jadi berjarak.
“Dunia ‘nyata’????”
“Hahaaa…”
“…????”
“Selama beberapa bulan pasca lulus universitas, aku sempat hanya bekerja menulis cerpen untuk beberapa surat kabar…” jelasku sambil tersenyum.
“Huuuuuhhhh… Oke, masuk akal!”
“Memangnya apa, Kak?”
“Cengar-cengir aja!!!”
“Iyaaa… Bekerja menulis cerpen atau cerita untuk beberapa surat kabar, itu kan artinya aku bekerja di dunia ‘khayal’…”
“Lalu?”
“Kemudian aku diterima di perusahaan asing…”
“Terus?”
“Dan sekarang bekerja sebagai jurnalis…”
“Ya!”
“Hahaaaa… Aku mulai berjarak dengan novel dan…”
“Ellleeennaaaaa!!!”
Aku dan Kak Meta serempak menoleh.
“Reiiii???”
“Siapa, Len?”
“Orang ‘gila’!”
“Len?” Kak Meta menepuk bahuku.
“Sahabat ‘imajinasi’-ku, Kak!”
“Hah???”

***

-    dee jp -

Tidak ada komentar: