“Aku
akan mulai tahu kedatangannya dimulai ketika membuang ludah…”
“Membuang
ludah?”
“Ya…”
“Bagaimana
anda bisa tahu?”
Dia
tersenyum “Air ludah yang keluar dari mulutku, tidak bisa terbuang jauh… “
“???”
“Selalu
jatuh ke dagu…”
“Jatuh
ke dagu?”
“Karena
syaraf bibirku mulai melemah… Sekalipun hanya untuk menahan air ludah…”
“Kemudian?”
“Mulutku
mulai tidak bisa menahan air ketika kumur-kumur…”
“Muncrat?”
“Iya…
Selalu ada air yang keluar…”
“Kemudian?”
“Aku
tak lagi bisa melakukan hal kecil yang kusenangi sejak sekolah dasar…”
“Apa
itu?”
“Bersiul…”
ucapnya sambil menerawang.
Aku
tersenyum.
“Ketika
Bell’s Palsy datang, aku tak lagi bisa bersiul…”
Aku
hanya merespon pernyataannya dengan senyuman.
“Jangankan
bersiul, meniup udara saja kesulitan… Karena syaraf di bibir bawah dan bibir
atasku mulai melemah…”
“Prosesnya
secepat itu?”
“Ya…
Cepat dan tak dapat ditahan…”
“Tak
dapat ditahan?”
“Setelah
bibir, pasti akan terus berlanjut ke tahapan berikutnya…”
“Tidak
bisa dihentikan sampai beberapa tahapan awal?”
Dia
mengangguk.
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar