“Selanjutnya
akan mulai merembet ke alis…”
“Alis?”
“Iya…”
“Merembet
bagaimana?”
“Alisku
akan mulai kesulitan bergerak…”
Aku
tak merespon dan hanya menunggu penjelasan selanjutnya.
“Sedikit
demi sedikit, mulai sulit bergerak… Hingga akhirnya alisku tak lagi bisa
digerakkan atau diangkat…”
“Lalu?”
“Ya
sudah… Aku hanya bergerak dengan sebelah alis…”
“Setelah
itu?”
“Setelah
itu mulai berlanjut ke kantung mata…”
“Misalnya?”
“Kantung
mataku seolah merasakan aliran listrik yang perlahan-lahan padam… Akhirnya mati
juga aliran listrik dalam syaraf kantung mata…”
“Dan?”
“Air
akan mulai masuk mata ketika aku mencuci muka…”
“Masuk
mata?”
“Karena
hanya kelopak mataku saja yang bisa bergerak, sedangkan kantung mataku tidak…
Sehingga air akan masuk mata ketika aku mencuci muka …”
“Lalu
tidur anda?”
“Tidur
hanya mengandalkan kelopak mata ketika memejamkan mata!”
“Setengah
terbuka?”
“Entahlah,
setengah terbuka atau tidak… Aku tidak pernah merekam keadaan mataku saat
sedang tidur… Tapi itu yang aku rasakan, mataku berusaha terpejam hanya
mengandalkan kelopak mata saja…”
“Lalu?”
“Setelah
semua tahapan itu dilewati…”
“Anda?”
“Aku
hanya tinggal mengatakan ‘welcome home’ pada Bell’s Palsy-ku… “ jawabnya sambil
diiringi senyuman “Aku harus mulai menjalani hidup dengan sebelah wajah saja,
karena wajah sebelahku tidak berfungsi…”
Aku
masih tak percaya karena dia masih bisa bercerita setenang itu.
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar