Senin, 30 Maret 2015

Capulet versus Montague ( Part 1 )



Tidak ada yang lebih menyenangkan dalam bekerja, selain mendapat libur di hari yang sama dengan rekan satu pekerjaan. Bisa menyusuri, menceritakan dan melakukan banyak hal. Tanpa perlu dikejar tenggat waktu, dikejar naskah yang ditunggu di meja pimpinan redaksi.
Tempat-tempat baru selalu menjadi hal yang menarik bagiku, begitu juga dengan kedua partner ter-dahsyat dalam meliput. Siapa lagi kalau bukan Bramantyo dan Axel. Menjadikan hal-hal konyol sebagai bahan tertawaan, untuk menyegarkan pikiran pasca liputan berat. Satu hal yang sangat mampu menyatukan kami bertiga, kopi.
Pencair suasana, pemersatu cerita, dalam situasi apapun dan dalam bentuk apapun, di mana pun. Kopi apa saja, manis atau pahit, dingin atau hangat, tidak menjadi masalah untuk kami bertiga. Selama ada kopi, selama itu pula ‘diskusi’ kami bertiga akan sulit dihentikan.
Tapi kali ini tidak, bukan kopi yang menyatukan cerita konyol aku dan kedua rekan kerjaku ini. Cemilan sehat yang menjadi pemersatu kami, meski sebetulnya tidak semua cemilan sehat. Beberapa diantaranya cemilan  sehat dan sisanya tidak. Dan, tentu saja jenis cemilan sehat masih tetap kalah jumlah dibanding cemilan tidak sehat.
“Menurut kamu, pertunjukkan drama Capulet versus Montague kemaren gimana?”
Aku melirik Axel karena mulutku masih dipenuhi keripik kentang.
“Keren!” jawab Axel singkat.
“Kamu, Len?”
“Nggak keren!”
“Wah???”
“Serius???”
“Tapi keren banget!”
“Huuu!!!”
“Yahhh!!!”
“Hehe… Baru tahu loh di Kota Tua ada gedung pertunjukkan!”
“Searching dong makanya, buat nambah referensi pengetahuan umum, jangan berita politik aja yang dicari… Sekali-sekali seni juga perlu dibaca sejarahnya!”
“Iya-iya… Tahun berapa sih gedung pertunjukkan itu dibangun?”
“Setahuku sihh dari sekitar awal abad 19…”
“Really???”
“Yap!”
“Sering ya pertunjukkan kayak kemaren gitu?”
“Yaaa… Setahun masih bisa dihitung jari lah!”
“Sponsor sih ya?”
“Salah satunya…”
“Berat sih kalo cerita kayak kemaren!”
“Iya juga sih…!”
“Bagian mana yang paling kamu suka dalam Capulet versus Montague kemaren, Len?”
“Bagian akhirnya paling aku suka…”
“Bagian akhir?”
“Yang mana?”
“Dialog-dialog terakhir Juliet ke Romeo…”
Bram dan Axel saling pandang lalu menoleh bingung kepadaku “Dialog yang mana?”
“Masa nggak inget?”.


***

-    dee jp -

Tidak ada komentar: