Kamis, 05 Maret 2015

The Bell’s Palsy ( Part 7 )



“Selama beberapa bulan selanjutnya, aku hanya tinggal menunggu waktu hingga mendengar pernyataan ‘therapy sudah selesai’…”
“Kalau belum?”
“Aku tidak tahu harus apa…”
“Lalu?”
“Lalu ada juga Bell’s Palsy terparah…”
“Bell’s Palsy terparah?”
“Iya… Sekitar sebelas atau dua belas tahun yang lalu…”
“Kenapa bisa dikatakan terparah?”
“Satu semester bersama Bell’s Palsy…”
“Selama enam bulan?”
“Iya… Satu bulan pertama aku sampai harus rawat inap, karena dalam satu hari aku harus menjalani dua kali fisiotherapy… Pagi dan sore…”
“Setelah itu?”
“Obat-obatan kimia menjadi sahabat setiaku… Semuanya dosis tinggi… Paling sedikit sembilan jenis obat harus aku minum setiap pagi, siang, sore dan malam…”
“Kemudian?”
“Kemudian berjemur…”
“Berjemur?”
“Matahari pagi selalu menjadi penyemangatku… Sinarnya perlahan-lahan mampu membuat sel-sel syarafku tidak terlalu beku…”
“Kepala anda bagaimana?”
“Tentu saja hingga Bell’s Palsy pergi, kepalaku masih sakit seperti di awal kedatangannya…”
“Tungkai?”
“Haha… Ellen… “
“Eh maaf… Maksud saya, kaki dan tangan anda?”
“Fisiotherapy juga… Karena peredaran darah dan oksigen berkaitan… Mulai dari jantung, otak, pinggang dan seluruh tubuh…”
“Merasakan sakit?”
“Tentu saja… Karena sekalipun Bell’s Palsyku pergi, daya tahan tubuhku sudah lemah sepertinya… ”
“Meskipun berjemur dan fisiotherapy?”
“Ya… Bahkan terkadang kedua kaki dan tanganku terlihat pucat, dingin seperti beku… Karena aliran darah tersendat mungkin…”
“Oh God…”
“Aku sudah terbiasa sekarang, Ellen… Jadi biasa saja…”
“Anda jangan bercanda!”
“Tentu saja tidak… Sekitar sebelas atau dua belas tahun lalu selama satu bulan aku harus rawat inap karena harus menjalani fisiotherapy sehari dua kali... Sisanya selama lima bulan, aku hanya perlu bolak balik rumah sakit…”
“Kenapa?”
“Karena aku masih harus menjalani fisiotherapy, tapi sudah tidak perlu rawat inap… Aku lupa… Antara tiga hari sekali atau satu minggu sekali masih harus menjalani fisiotherapi…” jelasnya lagi sambil mengingat-ingat.


***

-    dee jp -

Tidak ada komentar: