Setelah
luka di kaki Si Anak Nelayan dibersihkan dengan menggunakan air sungai oleh Si Siluman
Hitam, lalu Si Ulat Gendut membalutkan rumput hijau yang telah ditumbuk ke atas
lukanya.
“Bukan
begitu caranya!” tiba-tiba Si Siluman Hitam mengambil rumput hijau dari tangan
Si Ulat Gendut.
“Apa?”
Si Ulat Gendut tampak terkejut.
“Bukan
ampasnya saja yang kau gunakan!”
“Memangnya bagaimana?”
“Kau
gunakan air sisa tumbukkannya juga!!!”
“Airnya
tidak digunakan!”
“Digunakan!”
“Tidak!”
“Digunakan!”
“Tidak!”
“Digunakan!”
“Tidak!”
“Digunakan!”
“Tid…”
“Kalian
jangan bertengkar, Ulat Gendut dan Siluman Hitam…”
“Tapi
cara yang Si Ulat gendut gunakan salah!”
“Benar…”
“Salah!”
“Benar!”
“Salah!”
“Bennarr…!!!”
“Sal…”
“Kalian
jangan bertengkar gara-gara aku…”
Si
Ulat Gendut dan Si Siluman Hitam diam seketika sambil menoleh.
“Aku
membuat kalian bertengkar ya?”
Si
Ulat Gendut dan Si Siluman Hitam saling pandang.
“Kalian
bertengkar gara-gara aku?” Si Anak Nelayan menundukkan kepalanya “Jangan
bertengkar gara-gara aku…”
“Kamu
bilang apa?” ucap Si Ulat Gendut dan Si Siluman Hitam bersamaan.
“Kalian
jangan bertengkar gara-gara aku…”
“Huuhhhh…
”
“Oh
iya, kemarin kalian baru saja bertengkar ya?” ucap Si Anak Nelayan.
“Kamu
kan tahu itu…” jawab Si Ulat Gendut “Gara-gara kemarin aku iseng memancingnya agar keluar dari air…”
“Jadi
kemarin kalian bertengkar gara-gara kamu, Ulat Gendut?” tanya Si Anak Nelayan.
“Aku
kemarin sengaja main-main memancingnya agar keluar dari
air… Padahal aku tahu Si Siluman Hitam sedang sangat konsentrasi membuat
pesanan makan siang Ratu Gurita dari Samudera Pasifik untuk acara arisan,
sehingga Si Siluman Hitam marah kepadaku… ” jelas Si Ulat Gendut dengan raut
wajah penuh rasa bersalah
“Aku
pikir…”
“Aku yang salah karena sengaja iseng main-main
pada Si Siluman Hitam…” jelas Si Ulat Gendut.
“Kenapa
kamu lakukan itu, Ulat Gendut? Bukannya kalian itu teman baik ya?” tanya Si Anak Nelayan.
Si
Ulat Gendut hanya diam.
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar