Selasa, 03 Maret 2015

The Bell’s Palsy ( Part 5 )



“Tahapan selanjutnya adalah pipi…”
“Pipi?”
“Ya… Pipiku akan mulai mati rasa juga…”
“Mati rasa bagaimana?”
“Seperti beku…”
“Beku?”
“Iya, tidak bisa merasakan apa-apa… Ditampar atau dicubit sekalipun…”
“Lalu?”
“Lalu akan seperti taruhan…”
“Taruhan?”
“Iya, taruhan…”
“Taruhan bagaimana?”
Dia tersenyum.
Aku hanya menggelengkan kepala, tanda tak mengerti.
“Bell’s Palsy…”
“Bell’s Palsy taruhan?”
Dia mengangguk “Seperti taruhan, akan mengambil wajah bagian kanan atau wajah bagian kiri untuk dilumpuhkan syaraf-syarafnya…”
Aku hanya diam tak percaya.
“Selanjutnya, akan membekukan otak kanan atau otak kiri… ”
“Setelah itu?”
“Lalu setelah itu, yang menang taruhan bisa melumpuhkan syaraf…”
“Kemudian?”
“Kemudian pipiku mati rasa…”
“Selanjutnya?”
“Bibirku akan mulai tak berfungsi…”
“Tak berfungsi bagaimana?”
“Setelah tadi tak bisa bersiul… Selanjutnya akan mulai sulit digunakan untuk bereskpresi… Tersenyum atau terbuka untuk makan atau saat menggosok gigi… Diangkat ujungnya sedikit saja, sangat sulit… Karena hanya sebelah bibir saja yang berfungsi…”
“Lalu?”
“Terkadang ada sebagian makanan yang terjatuh…”
“Kenapa?”
“Karena bibirku pun tidak bisa lagi bekerja sama dengan otak…”
Aku masih tak percaya tahapan-tahapan yang telah dilaluinya.


***

-    dee jp -

Tidak ada komentar: