Jumat, 06 Maret 2015

The Bell’s Palsy ( Part 8 )



“Selain Bell’s Palsy terparah, ada juga Bell’s Palsy terdekat…”
“Terdekat bagaimana?”
“Terdekat jarak kedatangannya…”
“Berapa lama?”
“Tidak lama, aku lupa tepatnya…”
“Kenapa bisa begitu?”
“Aku pun tidak tahu…”
“Lalu?”
“Ya sudah…”
“Maksud anda?”
“Kutipan dari tulisan saudara sepupuku dalam buku-nya bahwa ‘setiap hal terjadi untuk sebuah alasan’… Begitu pula dengan Bell’s Palsy terakhirku dengan jarak terdekat…”
“Boleh aku mengetahuinya?”
“Aku tak lagi takut akan kedatangan Bell’s Palsy berkat kedatangan Bell’s Palsy terakhirku… Ketakutan yang selama 15 tahun ini menyelimutiku, hilang begitu saja setelah aku kedatangan Bell’s Palsy terakhir…”
“Kenapa bisa begitu?”
“Seharusnya aku menjadi semakin ketakutan ya, Len? Tapi justru malah sebaliknya… Bahkan pada Bell’s Palsy terakhir, aku sampai mengalami pendarahan…”
“Benarkah?”
“Ya… Tapi dari sana aku kehilangan rasa takutku… Aku tak lagi takut… Sekalipun suatu hari nanti Bell’s Palsyku datang lagi…”
“Kenapa begitu?”
“Tambahan asupan obat terakhir yang aku makan, menyembuhkanku dari berbagai macam trauma dan ketakutan itu…”
“Benarkah?”
“Ya… Menumbuhkan seluruh keberanianku… Membuang semua rasa takut dan trauma… Membuatku rileks dan lebih santai menjalani hidupku hari ini…”
“Obat apa?”
“Karena tambahan asupan obat terakhir yang berhasil menyembuhkan Bell’s Palsyku bukan lagi obat-obatan kimia…”
“Tapi?”
“Strawberry!”
“Strawberry???”
Dia mengangguk dan kembali tersenyum sambil menoleh padaku.


***

-    dee jp -

Tidak ada komentar: