Jumat, 20 Maret 2015

Siluman Hitam, Ulat Gendut & Anak Nelayan ( 5 )



Si Anak Nelayan tak menjawab, dia hanya terus dan terus saja menangis. Matanya yang sedikit sipit terlihat mulai membengkak karena tak henti-hentinya menangis. Tak lama setelah kemunculan Si Ulat Gendut dari balik pohon, terdengar geram siluman hitam dari dasar sungai.
“Argh!” keluh Si Siluman Hitam “Siapa lagi yang berani membuat kegaduhan di tengah tidur siangku?” Si Siluman Hitam pun langsung berenang ke permukaan sungai.
“Hey, Ulat Gendut! Mau membuat perkara denganku lagi? Perkara kita  yang kemarin bukannya sudah selesai?”
“Bukan akuuuu!!!!”                           
“Lalu siapa?”
“Pokoknya bukan akuuuu…” Si Ulat Gendut terlihat ketakutan.
“Lalu siapa yang berani mengganggu tidur siangku hari ini?”
“Ituuuu… Si Anak Nelayan…” jawab Si Ulat Gendut.
“Kamu???”
“Kakiku ber-da-rahhh… Hiksss… Hikss…”
“Berdarah kenapa???” tanya Si Ulat Gendut dan Si Siluman Hitam bersamaan.
“A-ku ta-di i-kut lom-ba la-ri de-ngan a-nak-an-ak ne-layan lainnya… hiks… hiks…” jelas Si Anak Nelayan sambil memperlihatkan kakinya yang berdarah “Tapi setelah aku terjatuh dan berdarah, anak-anak nelayan lainnya malah pergi meninggalkan aku…”
“Kau ini ada-ada saja…”
“Hiks… Hiks… Hiks…”.
Si Anak Nelayan hanya kembali menangis. Sementara Si Ulat Gendut dan Si Siluman Hitam saling pandang, memikirkan langkah yang harus dilakukan agar Si Anak Nelayan tak lagi menangis sehingga tidak mengganggu waktu tidur siang keduanya.
“Gunakan rumput hijau yang tumbuh di sampingmu itu!” pinta Si Ulat Gendut.
“Aku takut periihhhhh…” rengek Si Anak Nelayan.
“Kau ini!!!” Si Siluman Hitam pun sedikit menepi mendekati Si Anak Nelayan ke batu ampar.
“Kau ini anak laki-laki, jadi jangan cengeng!” tambah Si Ulat Gendut.
“Sudah sekarang kau gunakan rumput-rumputan itu!” Si Siluman Hitam mulai kelihatan tak sabar karena kepalanya masih terasa pusing.
Melihat mata Si Ulat Gendut dan Si Siluman Hitam melotot tak sabar, Si Anak Nelayan pun akhirnya mengambil rumput dari samping batu ampar “Lalu aku bagaimanakan?”
“Haduuhhhh… Itu saja tidak tahu!!!!”.

***

-    dee jp -

Tidak ada komentar: