Senin, 23 Maret 2015

Siluman Hitam, Ulat Gendut & Anak Nelayan ( 7 )



“Tapi sungguh aku tidak berniat membuat kalian bertengkar… “
Si Ulat Gendut masih diam, begitu pula dengan Si Siluman Hitam.
“Aku tidak sengaja membuat kalian bertengkarrr…”
“Benar begitu???”
“Jadi begini ceritanya… Anak-anak nelayan lainnya tadi menghukumku dengan ikut lomba lari, karena seharusnya kemarin aku ikut membetulkan jaring tapi aku malah bermain di sungai dan mendengarkan kalian yang sedang bertengkar…”
“Lalu?”
“Tapi setelah terjatuh dalam lomba lari tadi, anak-anak nelayan lainnya malah meninggalkan aku… Karena itu aku kesal, jadi melempar batu ke sungai… Ditambah kakiku yang mulai berdarah, aku jadi tak bisa berhenti menangis…”
“Benar begitu juga???”
Si Anak Nelayan menundukkan kepalanya ”Anak-anak nelayan itu…”
“Hahaaaa…” tawa Si Ulat Gendut dan Si Siluman Hitam tiba-tiba terpecah memotong kalimat Si Anak Nelayan.
Si Anak Nelayan memandang bingung keduanya.
“Hahaa… Itu memang cara kami bertemannnnn!” jawab Si Siluman Hitam dan Si Ulat Gendut bersamaan.
“Cara kalian berteman?????”
“Iyyyaaaa… Dengan bertengkar seperti ituuuu…” jawab Si Ulat Gendut dan Si Siluman Hitam bersamaan lagi.
“Kalian aneh…”
“Aneh? Apanya yang aneh?”
“Cara kalian berteman…”
“Biar saja…” sanggah Si Ulat Gendut “Memangnya kenapa?”
“Iya, memangnya kenapa kalau aneh? Dibanding kamu dan anak-anak nelayan itu… Anak-anak nelayan itu tidak bertanggung jawab dengan lukamu setelah terjatuh dalam lomba lari, bukan?”
“Iya…” jawab Si Anak Nelayan “Tapi cara kalian berteman memang aneehhh…”
“Sudahhh, tidak perlu memikirkan cara kami berteman… Sekarang bagaimana lukamu?” tanya Si Siluman Hitam.
“Sudah membaik…”
“Syukur lah kalau begitu…” Si Siluman Hitam merasa lega.
“Lain kali kalau ditugaskan membetulkan jaring, ya laksanakan pekerjaanmu…”
“Agar aku tidak dihukum anak-anak nelayan lainnya lagi?”
“Agar tangisanmu tidak membangunkan tidur siang kami lagi!!!” ucap Si Siluman Hitam dan Si Ulat Gendut bersamaan dengan tegas.
Si Anak Nelayan diam merengut.
“Tentu saja agar kau tidak terkena hukuman lagi… Hahaaaa…” Si Siluman Hitam dan Si Ulat Gendut kembali tertawa.
Si Anak Nelayan pun tersenyum senang “Mulai sekarang, bolehkah aku benar-benar bersahabat dengan kalian?”
“Bersahabat dengan kami??”
“Iya, karena anak-anak nelayan lainnya itu… aku…”
“Hooaaammmmm… Bagaimana yaaa???”
“Iya, bagaimana yaaa???”
“Baiklaahhh…” jawab Si Ulat Gendut sambil menguap.
“Tapi kita juluki apa ya?”
“Emmm…”
“Bagaimana kalau…” Siluman Hitam dan Si Ulat Gendut saling pandang “Si Cengeng Rambut Sarang Burung!!!” keduanya kembali tertawa.


***

-    dee jp - 

Tidak ada komentar: