“Tapi
sungguh aku tidak berniat membuat kalian bertengkar… “
Si
Ulat Gendut masih diam, begitu pula dengan Si Siluman Hitam.
“Aku
tidak sengaja membuat kalian bertengkarrr…”
“Benar
begitu???”
“Jadi
begini ceritanya… Anak-anak nelayan lainnya tadi menghukumku dengan ikut lomba
lari, karena seharusnya kemarin aku ikut membetulkan jaring tapi aku malah
bermain di sungai dan mendengarkan kalian yang sedang bertengkar…”
“Lalu?”
“Tapi
setelah terjatuh dalam lomba lari tadi, anak-anak nelayan lainnya malah
meninggalkan aku… Karena itu aku kesal, jadi melempar batu ke sungai… Ditambah
kakiku yang mulai berdarah, aku jadi tak bisa berhenti menangis…”
“Benar
begitu juga???”
Si
Anak Nelayan menundukkan kepalanya ”Anak-anak nelayan itu…”
“Hahaaaa…”
tawa Si Ulat Gendut dan Si Siluman Hitam tiba-tiba terpecah memotong kalimat Si
Anak Nelayan.
Si
Anak Nelayan memandang bingung keduanya.
“Hahaa…
Itu memang cara kami bertemannnnn!” jawab Si Siluman Hitam dan Si Ulat Gendut
bersamaan.
“Cara
kalian berteman?????”
“Iyyyaaaa…
Dengan bertengkar seperti ituuuu…” jawab Si Ulat Gendut dan Si Siluman Hitam
bersamaan lagi.
“Kalian
aneh…”
“Aneh?
Apanya yang aneh?”
“Cara
kalian berteman…”
“Biar
saja…” sanggah Si Ulat Gendut “Memangnya kenapa?”
“Iya,
memangnya kenapa kalau aneh? Dibanding kamu dan anak-anak nelayan itu…
Anak-anak nelayan itu tidak bertanggung jawab dengan lukamu setelah terjatuh
dalam lomba lari, bukan?”
“Iya…”
jawab Si Anak Nelayan “Tapi cara kalian berteman memang aneehhh…”
“Sudahhh,
tidak perlu memikirkan cara kami berteman… Sekarang bagaimana lukamu?” tanya Si
Siluman Hitam.
“Sudah
membaik…”
“Syukur
lah kalau begitu…” Si Siluman Hitam merasa lega.
“Lain
kali kalau ditugaskan membetulkan jaring, ya laksanakan pekerjaanmu…”
“Agar
aku tidak dihukum anak-anak nelayan lainnya lagi?”
“Agar
tangisanmu tidak membangunkan tidur siang kami lagi!!!” ucap Si Siluman Hitam
dan Si Ulat Gendut bersamaan dengan tegas.
Si
Anak Nelayan diam merengut.
“Tentu
saja agar kau tidak terkena hukuman lagi… Hahaaaa…” Si Siluman Hitam dan Si
Ulat Gendut kembali tertawa.
Si
Anak Nelayan pun tersenyum senang “Mulai sekarang, bolehkah aku benar-benar
bersahabat dengan kalian?”
“Bersahabat
dengan kami??”
“Iya,
karena anak-anak nelayan lainnya itu… aku…”
“Hooaaammmmm…
Bagaimana yaaa???”
“Iya,
bagaimana yaaa???”
“Baiklaahhh…”
jawab Si Ulat Gendut sambil menguap.
“Tapi
kita juluki apa ya?”
“Emmm…”
“Bagaimana
kalau…” Siluman Hitam dan Si Ulat Gendut saling pandang “Si Cengeng Rambut
Sarang Burung!!!” keduanya kembali tertawa.
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar