Bram dan Axel masih menatapku
bingung.
Aku
hanya tersenyum kecil lalu menarik nafas panjang, sambil sedikit menggeser
kursiku dan menyingkirkan cemilan-cemilan di depanku “Dengerin!!!”.
“Juliet, maafkan aku!”
“Kau sungguh memprihatinkan, Romeo!!!”
“Maafkan aku, Juliet!”
“Kau menggunakan kesalahan orang lain untuk
menutupi semua kejahatanmu terhadapku!!!”
“Tidak, Juliettt!”
“Mungkin hari ini keluargamu bisa tertawa dengan
gagah di depan keluargaku… Membenciku, menertawaiku, menyalahkan aku… Tapi, itu
semua terjadi hanya karena aku masih menutupi semua kejahatan yang kau lakukan
terhadapku!!!”
“Tolong aku, Juliet!!!”
“Kau pikir aku tidak tahu semua itu???”
“Maafkan aku, Julietttt!!!”
“Banyak yang bungkam terhadap rekam jejak
kejahatanmu, bukan karena tidak berani, tapi karena masih ingin tahu sejauh
mana kau mampu me-lompat dan menyembunyikannya!”
“Tidak, Juliett!!!”
“Kau pikir aku tidak punya saksi dan bukti?“
“Jangan, Juliet!!!”
“Jika sedikit saja aku mengeluarkan saksi dan bukti
kejahatan yang telah kau lakukan… Aku tidak yakin kau dan seluruh keluargamu
masih bisa tersenyum, di depan cermin sekali pun!!!”
“Jangan, Juliet!!!”
“Aku masih menutupi semua kejahatan yang kau
lakukan, kau tahu kenapa, Romeo?”
“Juliet???”
“Aku menutupi semua kejahatanmu hanya karena
aku butuh tahu, sebesar apa nyalimu sebagai laki-laki untuk mengakui semua kejahatanmu
terhadapku, di depan keluargamu sendiri!!!”
“Aku minta maaf, Juliet!!!”.
***
- dee jp -