Minggu, 22 Februari 2015

The Bell’s Palsy ( Part 1 )



“Ini sudah tahun ke-15 aku hidup dengan Bell’s Palsy!”
“Tahun ke-15?”
“Ya!”                        
“Maksudnya sudah 15 tahun?”
“Iya… Setengah dari usiaku saat ini, aku telah menjalani hidup dengan Bell’s Palsy. Kini, entah aku yang menjadi parasit bagi Bell’s Palsy yang hidup atau Bell’s Palsy yang menjadi parasit dalam hidupku…”
“Kenapa anda berkata seperti itu?”
Dia hanya tersenyum.
“Mengenai parasit?”
“Karena semuanya tidak semudah seperti apa yang anda lihat…”
“Maksud anda?”
“Selama 15 tahun ini, setiap tahun, sepanjang tahun… Aku selalu diliputi ketakutan yang sama…”
“Ketakutan?”
Dia menganggukkan kepalanya.
“Ketakutan bagaimana?”
“Ketakutan… Rasa takut yang sama dengan pertanyaan yang sama setiap awal tahun, sepanjang tahun hingga akhir tahun…”
“Boleh saya tahu ketakutan seperti apa?”
“Satu kalimat yang aku rasakan sepanjang tahun, dari awal tahun hingga akhir tahun… ‘apakah tahun ini Bell’s Palsy-ku akan datang?’ “
“Datang?”
“Iya… Aku menyebutnya datang, bukan kambuh…”
“Kenapa?”
“Entahlah… Hanya untuk mengurangi ketakutanku saja…”
Aku tersenyum.
“Terlalu menakutkan bagiku kalau harus menyebut ‘berperang’ melawan Bell’s Palsy lalu menggunakan istilah kambuh…”
“Karena itu anda menyebutnya ‘datang’?”
Dia tersenyum dan mengangguk.


***

-    dee jp -

Tidak ada komentar: