Sabtu, 07 Februari 2015

My Morning Compass ( 1 )



“Kasus apa, Bram?”
“Hacker kepo…”
“Ahahhaaa… Istilah macam apa itu?”
“Belum pernah dengar, Len?”
Aku hanya menggeleng.
Bram hanya tertawa dari balik meja kerjanya.
“Hutang ya, Bram?”
“Wokkeeee!!!”.
Aku taruh mug berlogo MU di samping komputer yang telah menyala sejak pagi, naskah hasil liputan terakhir harus sudah mulai diketik. Sejenak mari kita tinggalkan Bram dan cerita hacker kepo-nya, meski akan menjadi cerita yang menarik untuk dibahas.
Kasus demi kasus terus bergulir di Kota Tua, mewarnai isi pemberitaan dan menjadi cerita yang berbeda untuk hari yang berbeda pula. Terkadang fakta tidak lagi menjadi hal penting untuk dicari, seiring   berkembangnya opini publik.
Satu kasus bisa menjadi cerita yang berbeda, berkembang dari mulut ke mulut lalu ‘dibumbui’. Hasilnya, permasalahan yang sebenarnya terjadi menjadi samar. Sering inti permasalahan menjadi samar, karena memang ada yang sengaja disamarkan, menjadi samar-samar atau memang tersamarkan begitu saja. 
Fakta dan opini bak benang kusut yang harus diurai sehelai demi sehelai, agar kedua ujungnya bisa ditemukan. Morning compass pun telah menjadi salah satu bagian penting, saksi bisu para pelaku sejarah.  
Peristiwa yang terjadi hari ini, akan menjadi sejarah sepuluh tahun yang akan datang. Sejarah yang sama seperti permasalahan, ada yang samar, menjadi samar-samar, disamarkan atau tersamarkan begitu saja. Namun ada pula sejarah yang diabadikan. Meski sayangnya, sejarah tidak pernah bisa diabadikan secara menyeluruh. Karena selalu saja ada ‘episode yang hilang’.

***

-    dee jp -

Tidak ada komentar: