“Tapi
saya pernah nemu juga yang sama menyedihkannya dengan hacker kepo…” sambung Cahyo
bersemangat.
“Apa?
Apa?” Bram langsung antusias.
“Hanya
demi pencitraan sebetulnya…”
“Pencitraan
gimana?”
“Karena
ingin mencaci maki orang, terpaksa bikin akun baru dengan nama lain…”
“Nama
samaran??”
“Iya…
“
“Terus?”
“Ya
dengan akun baru yang memakai nama samaran itu, mulai lah mencaci maki orang…”
“Jiaaahhh
hahaha… Enggan rugi, ya?”
Cahyo
tertawa “Iya, Len!”.
“Terus???”
sambung Asty
“Enggan
rugi, jadi kalau dengan akun baru yang menggunakan nama lain, bisa bebas
mencaci maki orang… Atau mengatakan
sesuatu dengan kata-kata kasar, atau bisa benar-benar bebas mencaci maki orang
dengan kata-kata kasar …”
“Kasian
banget sih!”
“Hahaaa…
Iya kasian banget ya!”
“Lempar
batu sembunyi tangan dong???”
“Demi
pencitraan, mesti jadinya lempar batu sembunyi tangan...”
“Hahaa…”
“Ngaku aja yah padahal??”
“Kalo
semua ngaku, kita nggak butuh lawyer dong!!!” ucapku dan Bram bersamaan.
“Iya
bener-bener..”
“Hahaaa…”
“Tapi
kenapa nggak dijalani aja, ya? Jadi lempar batu sembunyi tangan gitu??? Kasian
banget sihh…”
“Kan
nggak mau rugi, Braaaammmm…”
“Hehe…”.
***
- dee jp -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar