“Aku takut
akan pertemuan!”
“???”
Aku hanya
tersenyum.
“???”
Aku hanya
tetap tersenyum.
“Dengan adanya
pertemuan...”
Aku tak berani
melanjutkan kalimatnya, hanya bisa tersenyum sambil menelan ludah.
“Kamu takut
bertemu dengan perpisahan?”
Aku hanya
tetap tersenyum.
Dia hanya
tersenyum kali ini sambil membuang nafas “Setiap awal...”
“Pasti
memiliki akhir!” jawabku sambil kembali tersenyum.
Dia pun hanya menjawabnya
dengan senyuman.
Aku langsung melipat novel yang sedang kupegang begitu
terdengar suara pintu kamarku diketuk sekaligus dalam dua kali ketukan diikuti
kata sapaan hormat. Menirukan dialog dari teks tulisan di novel, cerpen atau
dialog drama visual, terkadang membuat lupa diri dan lupa waktu.
“Ya?”
Seorang pria setengah baya tersenyum dengan nampan di
tangan kanannya.
“Ah iyaa!”
“Sandwich, telur gulung, sosis bakar, salad letuce dan
buah potong?”
“Ya!”
“Adalagi?”
Aku hanya menggelengkan kepala.
“Ini billnya... Dibayar langsung atau...?”
“Disatukan saja ke dalam tagihan di akhir bulan!”
“Iya... Tanda
tangan di sebelah sini?!”
“Oke!”
“Terima kasih!”
“Ya... Terima kasih!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar