Bayleaf
"Kau hendak pergi kemana?", seperti dialog dari syair lama. Berbeda dengan intonasi sebuah kalimat tanya "Mo kemane?", batavia - sunda kelapa - jayakarta & jakarta. Serupa tapi tak sama, hanya mereka-mereka yang melakoni atau lebih tepatnya menekuni seni peran yang akan sangat mudah mencari celah perbedaan. Hanya dari satu jenis kalimat tanya, dengan jeda dan intonasi.
"Nak, kemaneu?" berubah menjadi "Mau kemana toh, nduk?", dengan irama yang lebih lambat. Berubah, diganti dari bahasa satu ke dalam bahasa lainnya. Memiliki penekanan untuk intonasi yang berbeda, irama cepat bahkan melambat. Tapi, selalu memiliki makna.
Manusia dan karakter, daun penambah cita rasa & aroma. Seperti bayleaf, memiliki karakternya sendiri. Karakter yang tidak bisa digantikan dengan jenis karakter lainnya. Karena bayleaf bukanlah kemangi, seledri atau pandan. Kehilangannya atau tanpa keikutsertaannya tidak menjadi masalah, seperti anak manusia yang terlahir kembar. Kembar atau terlahir sendiri, seperti keberadaan bayleaf dalam masakan.
Dea Jiwapraja